Rabu, 16 November 2011

Menulis Puisi

Menulis puisi kadang menjadi beban terberat bagi seseorang. Hal ini karena anggapan bahwa puisi terlalu berat dari segi bahasa maupun penafsirannya. Oleh karena itulah, dalam pelajaran ini Anda akan berlatih menulis puisi. Agar puisi yang Anda tulis dapat mewakili ide serta gagasan Anda, sebaiknya ikuti terlebih dahulu teknik-teknik penulisannya. Dengan demikian, diharapkan Anda mampu menulis. Secara umum, tidak ada paksaan bagi seseorang untuk menulis puisi. Setiap orang dapat menulis puisi. Masalahnya, mau atau tidak mau orang tersebut tergerak untuk menuliskan kata-kata yang mampu mewakili hatinya. Misalnya, jika Anda sedang sedih, jatuh cinta, kecewa, rindu pada Tuhan atau orang terkasih, semuanya dapat diekspresikan dalam bentuk puisi. Selanjutnya, Anda harus sering berlatih untuk mengolah kata dan rasa. Hal ini secara perlahan dapat dilakukan dengan memahami teknik-teknik menulis puisi. Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar memahami teknik-teknik tersebut dan mempraktikannya.

Menulis Paragraf Naratif

Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar mengenal penulisan paragraf naratif dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat.
Karangan naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam karangan naratif, kita harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami. Dengan demikian, para pembaca akan merasakan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk dibaca. Kegiatan menulis karangan naratif dilakukan dengan langkahlangkah berikut.
1.Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraph naratif. Misalnya, topik kegiatan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
2.Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa, misalnya:
Kerangka Karangan Judul:
Susur Sungai Cikapundung, Rekreasi Sekaligus Pembelajaran
1. Waktu Pelaksanaan
 - kegiatan acara susur Sungai Cikapundung
 - satu jam kemudian pergi ke hulu sungai
 - kegiatan penyusuran
2. Konsep Acara
 - tujuan acara
 - peserta
3. Pelaksana
 - mahasiswa Teknik Planologi 2004 ITB
4. Pelaksanaan Kegiatan
 - penataan ruang di Daerah Aliran Sungai (DAS)
 - membersihkan sampah
5. Kegiatan lain
 - diskusi
 - kegiatan lanjutan

Menulis Paragraf Ekspositoris

Dalam bab ini, Anda akan berlatih menulis paragraf ekspositoris. Sebelumnya, Anda harus memahami terlebih dahulu materi mengenai paragraf ekspositoris. Pertama, Anda akan berlatih mendaftar topik-topik menarik dan menyusun kerangka karangan. Kemudian, Anda akan mengembangkan kerangka karangan tersebut menjadi karangan ekspositoris. Dengan demikian, diharapkan kemampuan menulis Anda akan bertambah. Apakah Anda pernah membaca artikel kesehatan, misalnya tentang suatu penyakit? Anda dapat mengenali gejala penyakit sampai cara penanganannya dengan jelas. Artinya, tulisan tersebut telah menggunakan pola pengembangan paragraf ekspositoris. Dalam karangan ekspositoris, Sesuatu dipaparkan dengan runtut sehingga masalahnya menjadi jelas. Tujuan karangan ini adalah member informasi/penjelasan kepada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan. Saat Anda menulis paragraf ekspositoris, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni sebagai berikut.
1. Anda dapat mendaftar topik-topik yang kiranya menarik untuk Anda kembangkan.
2. Menyusun kerangka karangan untuk memudahkan Anda mengembangkan pokok-pokok pikiran. Berikut ini adalah contoh kerangka ekspositoris.
Judul: Mengenal Penyakit Flu Burung
Kerangka karangan:
1. Pengertian flu burung
2. Definisi kasus flu burung
a. kasus suspect
b. kasus probable
c. kasus kompermasi
3. Gejala klinis
4. Penyebab penyakit (etiologi)
5. Penyebab flu burung terkini
6. Masa inkubasi
7. Upaya pencegahan

Menulis Paragraf Deskriptif

Dalam bagian ini, Anda akan berlatih menulis sebuah paragraf deskriptif. Sebelumnya, Anda akan melakukan observasi atau pengamatan terlebih dahulu. Anda dapat menggunakan lingkungan sekitar sebagai objek. Dengan demikian, diharapkan kemampuan Anda dalam hal menulis pun akan bertambah. Bagaimana dengan kemampuan menulis Anda? Sudahkah Anda merasa bahwa kemampuan menulis yang dimiliki sudah meningkat? Lanjutkanlah kegiatan tersebut dengan mengirimkan tulisan Anda ke media massa. Dalam pembelajaran kali ini, kemampuan menulis Anda akan kembali ditingkatkan. Kali ini, Anda akan berlatih menulis paragraf deskriptif. Akan tetapi, sebelum memulai kegiatan tersebut, sebaiknya Anda baca kembali tulisan-tulisan yang pernah dibuat. Koreksilah tulisan-tulisan tersebut agar terhindar dari kesalahan penggunaan bahasa, ejaan, konsistensi, dan kaidah-kaidah kebahasaan lainnya. Tahukah Anda pengertian dari paragraf deskriptif?

Mengidentifikasi Unsur Sastra

Dalam pelajaran sebelumnya, Anda telah ditugasi untuk merekam sebuah penggalan novel atau cerpen bersama kelompok Anda. Dalam pelajaran ini, Anda akan berlatih mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik karya sastra. Anda akan merinci unsur-unsur tersebut sehingga dapat memahami karya sastra yang diidentifikasi. Diharapkan, kemampuan apresiasi Anda terhadap karya sastra akan meningkat. Saat Anda mempelajari karya sastra di Pelajaran 3B dahulu, Anda telah mengenal unsur-unsur dalam (intrinsik) yang ada pada karya sastra. Hal tersebut dapat menjadi bahan untuk Anda dalam mempelajari isi cerpen. Selain itu, ada juga unsur luar yang terdapat dalam cerita pendek. Unsur tersebut dinamakan unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik merupakan bagian luar dari karya cerpen yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan isi cerita. Namun, sebuah karya dapat mencerminkan kapan dan bagaimana situasi karya itu dibuat. Dalam hal ini, karya intrinsik berhubungan dengan kondisi pengarang, situasi sosial waktu karya dibuat, bagaimana keadaan penerbit, sampai bentuk buku cerpen atau naskah tersebut. Bacalah penggalan novel berikut dengan baik.

Mengemukakan Hal Menarik dalam Cerpen

Dalam pelajaran ini Anda akan berlatih mengemukakan hal-hal menarik dan mengesankan dalam cerita pendek. Sebelumnya, Anda harus membaca cerpen terlebih dahulu dengan saksama. Dengan demikian, diharapkan kemampuan apresiasi Anda terhadap karya sastra pun akan bertambah. Cerpen sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun di dalamnya, yakni oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur peristiwa, alur, tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detil-detil khusus "kurang penting" yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya sastra prosa memiliki unsur-unsur dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang pelu diperhatikan adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh. Dalam hal ini, satu unsur akan mempengaruhi unsur lainnya. Cerpen dapat dibedakan antara cerpen hiburan dan cerpen serius. Dalam istilah kita dibedakan antara cerpen sastra dan cerpen hiburan. Perbedaan kedua jenis cerpen ini adalah pada kualitas isi cerpen. Banyak sebagian cerpenis yang menghasilkan baik cerpen hiburan maupun sastra dengan cara yang tidak jauh berbeda. Contoh cerpenis yang ahli dalam membuat cerpen hiburan maupun cerpen sastra adalah Mottinggo Busye, Ahmad Tohari, Jajak M.D., dan Asbari Nurpatria Krisna.
Bacalah cerpen berikut dengan cermat.

Menganalisis Unsur Intrinsik Cerpen

Dalam bab ini Anda akan berlatih menganalisis unsur intrinsik cerpen lalu mengubungkannya dengan realitas sosial. Anda dapat menemukannya dalam cerpen-cerpen bertema sosial. Dengan demikian, diharapkan kemampuan Anda dalam memahami cerpen akan bertambah. Upaya memahami karya sastra dapat dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur dalam (intrinsik). Unsur-unsur dalam sebuah karya sastra memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Berikut ini unsur-unsur intrinsik yang ada dalam karya sastra.
1.Tema Tema dapat kita peroleh setelah kita membaca secara menyeluruh (close reading) isi cerita.Tema yang diangkat biasanya sesuai dengan amanat/pesan yang hendak disampaikan oleh pengarangnya. Tema menyangkut ide cerita. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita yang tersirat dalam cerpen. Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan sikap dan pengamatan pengarang terhadap ke-hidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur keseluruhan cerita. 
2.Jalan Cerita dan Alur Alur tersembunyi di balik jalan cerita. Alur merupakan bagian rangkaian perjalanan cerita yang tidak tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya alur. Sehubungan dengan naik turunnya jalan cerita karena adanya sebab akibat, dapat dikatakan pula alur dan jalan cerita dapat lahir karena adanya konflik. Konflik tidak harus selalu berisikan pertentangan antara orang per orang. Konflik dapat hadir dalam diri sang tokoh dengan dirinya maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Hal yang menggerakkan kejadian cerita adalah plot. Suatu kejadian baru dapat disebut cerita kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian. Dan suatu kejadian berkembang kalau ada yang menyebabkan terjadinya perkembangan konflik. Adapun kehadiran konlik harus ada sebabnya. Secara sederhana, konflik lahir dari mulai pengenalan hingga penyelesaian konflik. Untuk lebih jelasnya, urutan tingkatan konflik adalah sebagai berikut. Pengenalan konflik > Timbul permasalahan > Permasalahan memuncak > Permasalahan mereda > Penyelesaian masalah.

Menentukan Nilai-Nilai Cerpen

Dalam bab ini, Anda akan berlatih menemukan nilai-nilai dalam sebuah cerita pendek. Anda akan membaca terlebih dahulu cerpen tersebut dengan saksama. Kemudian, Anda akan mengaitkan isi cerpen dengan kehidupan nyata dan menentukan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Diharapkan, daya apresiasi Anda terasah dalam pelajaran ini. Saat selesai membaca sebuah karya sastra, mungkin Anda pernah merasakan ada nilai-nilai yang sesuai untuk dijalankan dalam keseharian. Bisa juga isi cerita tersebut mengandung nilai kehidupan yang menyentuh hati dan membawa pengalaman batin. Hal tersebut merupakan keunikan sastra yang memiliki fungsi sebagai bahan pembelajaran bagi pembacanya. Jadi, selain sebagai hiburan, sastra pun berfungsi sebagai penyampai nilai-nilai moral. Moral pada karya sastra merupakan unsur yang disampaikan pengarang dan merupakan makna terdalam dari sebuah karya sastra. Secara umum, moral menyaran pada pengertian ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral pun berhubungan dengan akhlak, budi pekerti, ataupun susila. Sebuah karya fiksi ditulis pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangannya tentang moral. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh, pembaca dapat memetik pelajaran berharga. Dalam hal ini, pesan moral pada cerita fiksi berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan.

Menemukan Ide Pokok dengan Membaca Cepat

Gambar 1
Gambar 2
Dalam bab ini, Anda akan berlatih membaca cepat. Anda dituntut untuk dapat menemukan ide pokok dalam sebuah teks dengan kecepatan tertentu. Dengan demikian, kemampuan membaca Anda akan bertambah. Minat baca Anda pun akan semakin terpacu. Dalam membaca cepat, Anda dituntut mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya, kecepatan ini dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Kecepatan membaca dapat diukur dengan berapa banyak kata yang terbaca setiap menit. Secepat apakah kemampuan membaca Anda? Untuk dapat menguasai teknik membaca cepat, Anda harus memperhatikan hal-hal berikut. 1.Motivasi atau Minat Motivasi dapat ditumbuhkan melalui sikap ilmiah berupa rasa ingin tahu atau penasaran. Semakin tinggi rasa ingin tahu, semakin banyak kegiatan membaca yang harus Anda lakukan. 2.Penguasaan Kosakata Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki, semakin baik pula kemampuan Anda memahami suatu bacaan. 3.Kemampuan Menemukan Ide Pokok Dengan kemampuan ini, Anda dapat dengan cepat menentukan bagian mana yang harus dibaca dan bagian mana yang harus dilewatkan dari sebuah bacaan. 4.Konsentrasi Ketika membaca, usahakan Anda dapat berkonsentrasi terhadap bahan bacaan. Ingatlah isi bacaan tersebut dengan baik. 5.Gerak Mata Gerakan mata pada saat membaca tidak perlu diikuti dengan gerakan kepala. Dengan demikian, kegiatan membaca akan menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk memiliki kemampuan membaca cepat, Anda harus melatih kecepatan gerak mata. Berikut ini adalah latihan yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan mata dan meningkatkan kekuatan ingatan saat membaca.

Mendiskusikan Masalah

Dalam bab ini, Anda akan berlatih mendiskusikan suatu permasalahan. Latihan tersebut bermanfaat untuk mengasah daya nalar dan kemampuan berargumen Anda. Dengan demikian, Anda diharapkan dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Setiap masalah yang ada di sekitar kita akan menimbulkan beragam tanggapan. Hal ini tentunya bergantung pada respons setiap orang. Misalnya, jika di kelas Anda ada permasalahan, Anda dan temanteman biasanya mendiskusikan dan mencari jalan keluar atas berbagai permasalahan tersebut. Kegiatan mendiskusikan permasalahan tersebut berhubungan dengan cara pengungkapan pikiran, perasaan, dan informasi. Dengan demikian, akan ada timbal balik pembicaraan yang berlangsung secara dua arah. Begitu pula dengan permasalahan yang termuat dalam teks bacaan. Misalkan, Anda pernah membaca artikel kesehatan yang memuat wabah demam berdarah di sekitar Anda. Dalam pikiran Anda mungkin muncul suatu kekhawatiran jika demam berdarah tersebut menyerang Anda atau teman sekelas Anda. Anda kemudian dapat mengajukan pertanyaan: Mengapa demam berdarah bisa mewabah? Hal-hal apa sajakah yang perlu dilakukan untuk menanggulanginya? Apakah upaya yang perlu dilakukan oleh pihak berwenang atau pemerintah? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan memenuhi pikiran sehingga Anda ingin menemukan jawabannya. Sekarang, bacalah bacaan berikut dengan baik. “Menghadapi Rasa Marah” Kemarahan adalah suatu bentuk emosi yang sulit dihadapi karena beberapa alasan.

Menanggapi Siaran Berita

Dalam bab ini, Anda akan berlatih menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik. Anda akan berlatih mengemukakan komentar terhadap informasi yang telah didapatkan. Sebelumnya, Anda akan memahami terlebih dahulu tahapan-tahapan menyimak. Dengan demikian, kemampuan menyimak dan berpikir kritis Anda akan terlatih. Informasi yang kita dapatkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan sekaligus peningkatan diri kita dalam menyikapi situasi dan kondisi. Biasanya, informasi yang hadir ke tengah masyarakat akan menimbulkan beragam tanggapan. Tanggapan tersebut dapat berupa tanggapan mendukung, menolak, atau mengkritik. Hal ini sesuai dengan sudut pandang setiap penerima informasi. Informasi yang didapat dari sebuah berita televisi atau radio akan menimbulkan tanggapan beragam. Pola pikir dalam menyimak informasi tidak selamanya harus sejalan dengan kondisi penerima informasi. Anda pun mungkin memiliki pandangan tersendiri terhadap informasi yang Anda simak.Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Tentunya dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Adapun tahapan-tahapan saat kita menyimak informasi adalah sebagai berikut.

Memperkenalkan Diri dalam Forum Resmi

Dalam bab ini, Anda akan berlatih memperkenalkan diri dan orang lain dalam sebuah forum. Sebelumnya, Anda akan terlebih dahulu memahami hal-hal yang diperlukan dalam kegiatan memperkenalkan diri. Dengan demikian, diharapkan kemampuan berkomunikasi Anda pun akan bertambah. Apakah Anda pernah memperkenalkan diri di hadapan khalayak? Saat Anda masuk Kelas X, tentunya Anda saling memperkenalkan diri. Kegiatan memperkenalkan diri dilakukan di forum-forum resmi, misalnya dalam kegiatan seminar atau diskusi. Dalam kegiatan tersebut, Anda juga dapat memperkenalkan orang lain, misalnya pembicara atau pemateri, notulis, dan moderator. Perhatikan contoh pembicaraan yang diucapkan oleh seorang moderator berikut. "Selamat pagi! Dalam acara diskusi tentang peran lingkungan sekolah ini, perkenankan kami dari Kelompok 5 untuk memperkenalkan diri. Saya, Guntur Ajiputra, bertindak sebagai moderator dalam acara diskusi kita kali ini. Adapun yang berada di sebelah kanan saya adalah Lintang Kristina. Saudari Lintang akan bertindak sebagai pembicara dalam diskusi ini. Adapun di sebelah kiri saya adalah Sigit Hermawan yang bertindak sebagai notulis." Selain itu, Anda juga dapat mengikuti diskusi dengan lingkup yang lebih luas. Misalnya, Anda mengikuti diskusi panel dengan pembicara yang lebih tua. Dalam hal ini, tentunya bahasa yang dipergunakan berbeda pula. Saat memperkenalkan diri, kita harus menggunakan bahasa dengan ragam formal. Selain itu, perhatikan pula usia para peserta, tingkat pendidikan, dan strata sosialnya. Berikut ini adalah contoh cara memperkenalkan orang lain dalam diskusi yang peserta dan pembicaranya lebih umum.

Memberikan Kritik

Dalam bagian ini, Anda akan berlatih memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak atau elektronik. Sebelum itu, pahamilah terlebih dahulu materi mengenai kritik. Dengan demikian, daya kritis Anda akan meningkat. Kemampuan mengemukakan gagasan Anda pun akan bertambah. Sebelumnya, Anda telah mendengarkan informasi. Mungkin informasi-informasi tersebut tidak sesuai dengan pendapat Anda. Anda ingin memberikan kritik tentang informasi tersebut. Anda dapat memberikan kritik terhadap informasi yang Anda dapat. Namun, Anda tidak boleh sembarangan memberikan kritik. Ada etika dan cara mengkritik yang baik. Dengan kritik yang baik, kita dapat berperan memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah, suksesnya suatu pekerjaan, dan lain-lain. Oleh karena itu, kali ini Anda akan mempelajarinya.

Selasa, 15 November 2011

Membaca Puisi

Salah satu ciri khas puisi adalah nada serta irama yang ada dalam setiap kata-katanya. Oleh sebab itu, seringkali kegiatan membaca puisi diperlombakan dengan istilah deklamasi puisi. Dalam Pelajaran ini, Anda akan berlatih membacakan puisi. Sebelumnya, Anda harus memahami terlebih dahulu teknik-teknik pembacaan Puisi.
Pernahkah Anda membaca puisi? Puisi yang dibacakan dapat lebih dihayati, baik oleh pendengar ataupun pembacanya jika diperhatikan aspek lafal, nada, intonasi, dan tekanannya. Lafal meliputi kejelasan kita dalam mengucapkan kata-kata puisi. Nada meliputi cara suasana kita membawakan puisi yang bernuansa sedih, semangat, atau bahkan syahdu. Adapun intonasi puisi yang dibacakan menyangkut bagaimana kita membuat jeda antarkata ataupun antarbaris dalam puisi. Intonasi harus kita perhatikan karena menyangkut kapan kita harus berhenti dalam membacakan kata-kata puisi. Selanjutnya, tekanan menyangkut kapan kita harus menaikkan atau menurunkan tinggi rendahnya puisi yang kita deklamasikan.
Pembacaan puisi yang penuh penghayatan kadang membuat pendengar terbawa atau terhanyut dalam isi puisi. Seseorang yang mendeklamasikan puisi dengan memenuhi kaidah lafal, nada, intonasi, dan tekanan akan membuat puisi itu lebih bermakna dan dihayati oleh pendengar. Salah satu penyair yang ahli mendeklamasikan puisinya adalah Sutardji Calzoum Bachri. Ia selalu membawakan puisinya seakan masuk dunia lain yang sangat puitis dan begitu indah didengar. Apakah Anda mengenal penyair lain yang sering membacakan puisinya dengan baik?
Bagaimanakah cara mendeklamasikan puisi yang baik itu? Berikut ini teknik dasar yang dapat Anda praktikkan untuk berlatih mendeklamasikan puisi.